Oleh M Djoko Yuwono
(M. Djoko 'Ki Jenggung' Yuwono) |
PENGANTAR
Apakah tulisan satire itu? Satire adalah bentuk suatu komedi atau humor dalam dunia kepenulisan dengan maksud memperolok-olokkan, mengkritik orang, suatu wacana, organisasi atau kebiasaan buruk. Kerap tulisan satire bersifat negatif dan selalu membawa korban yang tidak selalu orang per orang, kendati di balik itu semua selalu ada pandangan positif mengenai perihal yang ditulisnya. Oleh para penulis komedi, satire diakui sebagai teknik menulis humor yang paling terhormat, tersulit, dan teranggun.
Begitulah, tulisan satire biasanya dimaksudkan untuk menyoroti suatu situasi atau kondisi, menggunakan pendekatan sindiran, ironi, parodi. Perbedaan di antara ketiga bagian pendekatan ini sangat minim dan tidak terlalu tegas dan hampir di semua satire terdapat tiga elemen itu.
Ada tiga pendekatan tulisan satire:
1. Sindiran: Sering dinyatakan sebagai lelucon yang terendah, karena akan lebih mudah digunakan secara verbal, biasanya mengulang dengan menggunakan nada menyindir mengenai apa yang telah diucapkan orang. Atau, menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan apa yang dimaksudkan sebenarnya, lagi-lagi menggunakan nada bicara yang menekankan sindiran. Teknik pendekatan ini tidak mudah dijabarkan dalam bentuk tulisan bernada sindiran.
2. Parodi: Pendekatan ini tegas-tegas mengangkat kesalahan ucap, sikap, atau tindakan dan dengan sengaja memperbesar kesalahan itu sehingga kelihatan lebih buruk dari sebenarnya. Parodi sering mengambil bentuk pertukaran karakter orang yang dikritik dengan tokoh lain yang menyerupai.
3. Ironi: Suatu kejadian, komentar atau sikap yang mengedepankan kejanggalan situasi suatu kejadian, komentar, atau sikap. Contoh dalam kehidupan politik sehari-hari adalah ketika KKN menjadi ikon gerakan reformasi di tahun 1998 dan akhirnya berhasil menurunkan Soeharto, kini di era reformasi KKN malah merajalela, masih saja bagian dari pemerintahan. Di sini ironi itu terlihat jelas, kontradiksi antara sikap dan tindakan. Sama dengan sindiran, mengisahkan ironi secara baik dan realistis dalam bentuk satire tidak mudah. Dalam banyak hal tulisan itu akan lebih sering terperangkap menjadi suatu parodi.
BAGAIMANA MEMULAI?
1. Mulailah dengan pandangan politik atau sosial yang ingin dikedepankan tanpa harus menggurui. Satire pada dasarnya mengungkit yang negatif. Tidak perlu ada kepatutan untuk mengoreksi atau mengusulkan jawaban yang benar. Sasaran utama adalah menonjolkan kebodohan atau situasi yang menjengkelkan dari subjek tulisan ketimbang mengedepankan solusi. Yang perlu diingat, opini sosial politik tidak pernah terkesan lucu, tapi menjadikan orang lain badut, bisa menjadi bahan tertawaan.
2. Anda barangkali tidak menulis lelucon, tapi Anda harus tetap memiliki alinea pemukul yang membuat pembaca tersentak. Cara yang efektif biasanya membuat kalimat penutup dengan humor atau mengakhiri tulisan dengan klimaks.
3. Pilih sasaran yang tepat. Pertama, harus ada suatu yang menjengkelkan mengenai orang/situasi/institusi untuk diangkat ke permukaan dan dijadikan perolokan. Adalah keliru apabila hanya karena Anda tidak setuju pada sesuatu atau orang maka Anda terus mencari-cari kesalahan dan memperolokannya. Tulisan ini akan menjadi tulisan yang terbaca menyuarakan kebencian pribadi. Nada tulisan harus ringan, seakan Anda tidak juga terlalu peduli, kendati Anda sebetulnya menulis secara serius. Kedua, jika mengenai orang per orang, si subjek harus sudah dikenal atau cukup dapat dikenali oleh publik. Susah untuk mengungkit orang yang tidak dikenal dan Anda mengharapkan tulisan Anda dapat diapresiasi oleh pembaca.
JENIS SATIRE
1. Satire lembut: Satire jenis ini bertujuan “memberikan cermin” kepada masyarakat untuk merefleksikan kebodohan, kedunguan, dan kelinglungan dalam nilai-nilai kehidupan yang mereka anut.
2. Satire keras: Satire jenis ini menunjukkan kemarahan terhadap kondisi kehidupan, misalnya mengenai korupsi kemanusiaan dan institusi publik yang sudah tidak dapat lagi ditoleransi. Jenis satire ini menggunakan dosis sarkasme dan ironi yang sangat tinggi.
Apa pun yang Anda tulis, buatlah pembaca bisa nyengirbahkan tertawa terbahak-bahak karena merasa lucu; atau mungkin juga tidak tertawa sama sekali, meringis masam, tertampar telak. Itulah efek yang harus ditimbulkan oleh tulisan satire.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan kalimat yang sopan