Kamis, 09 Oktober 2014

TUGAS ATAU HUKUMAN…?

Temon baru saja dipanggil Kapten Bejo setelah semalam tertangkap basah sedang mabuk-mabukan dengan kawannya di kompleks lokalisasi. Dalam pembelaannya, polisi berpangkat Kopral itu bilang,”Untuk mengetahui kotornya sampah, kita harus mendatangi tempat sampah. Untuk mengetahui kedalaman sungai, kita harus masuk ke dalamnya juga pak. Dan untuk….”
“Untuk tahu para pemabuk kamu juga harus mabuk?!”Potong Kapten Bejo.
“Iya pak.” Jawab Kopral Temon.
“Kalau kamu ikut mabuk, apa yang kamu lakukan selanjutnya?! Apa kamu bisa menangkap orang-orang yang juga ikut mabuk itu?!”
“Nah. Itu dia pak. Sebenarnya, setelah itu saya mau nangkap mereka. Tapi keduluan ikut ditangkap dan dibawa ke kantor.”
Kapten Bejo geleng-geleng kepala mendengar jawaban anak buahnya seperti itu. Karena tidak mau bertele-tele, Kapten Bejo menjatuhkan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan Kopral Temon. Dia harus menjalani hukuman kurungan selama seminggu.
“Jangan dimasukan ke sel sendirian, gabungkan saja dengan tahanan lain biar dia tahu rasanya dihukum seperti para penjahat.” Perintah Kapten Bejo.
“Siap, laksanakan!” Jawab anak buahnya yang lain.
Baru saja mereka akan membawa Kopral Temon, tiba-tiba Kopral Temon ikut bilang,“Siap, laksanakan!”
Ucapannya itu tentu mengagetkan kawan-kawannya dan mereka tidak bisa menahan tawa.
“Kamu itu yang mau dihukum. Kenapa ikut menjawab?” Tanya mereka.
Kapten bejo tidak ikut berkomentar, dia hanya menunggu anak buahnya yang paling bengal itu untuk menjawab pertanyaan kawan-kawannya.
“Apa kalian tidak dengar Kapten bilang apa?” Tanya Kopral Temon. Tanpa menunggu jawaban, dia menjawab pertanyaannya sendiri.”Kapten bilang, jangan dimasukan ke sel sendirian, gabungkan saja dengan tahanan lain biar dia juga tahu bagaimana rasanya dihukum seperti para penjahat.”
“Lalu?” tanya kawannya lagi dengan wajah kebingungan.
Sekarang, giliran Kopral Temon yang tertawa melihat wajah bodoh kawannya yang bertanya.” Kamu itu gimana sih? Jelas-jelas itu perintah. Bukan saja untuk kalian agar membawaku ke sel, tapi juga untukku. Kapten ingin aku merasakan rasanya dipenjara bersama para penjahat, biar aku bisa bicara dari hati ke hati dengan mereka dan tahu isi pikirannya. Kalian salah kalau menganggap aku sedang dihukum, justru Kapten sedang memberiku tugas baru.”
Kawan-kawannya kembali tertawa mendengar jawaban Kapten Temon. Melihat mata Kapten Bejo yang mulai melotot karena perintahnya tidak segera dilaksanakan, mereka segera menggelandang Kopral Temon ke dalam sel. Sebelum mereka pergi meninggalkan Kapten Temon sendirian, mereka berpesan agar Kopral Temon hati-hati di dalam sel.
“Hati-hati ya, kawan satu selmu itu pembunuh bayaran. Jangan asal bicara.”
“Hahaha…!” Kopral Temon tertawa keras.” Kalian itu lho, aneh. Kenapa aku harus takut dengan dia? Aku kan polisi, di sini kawanku kan banyak. Lagian dia itu pembunuh bayaran. Kalau tidak dibayar, ya tidak membunuh. Ya kan?”

Sekali lagi ucapan Kopral temon menjadikan kawan-kawannya tertawa. Bukan karena mereka mengakui kepintaran Kopral Temon, tapi kekonyolannya terkadang 'memang' sulit dibantah. (asw/bharadaksa/juni/2014))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan kalimat yang sopan