Kamis, 09 Oktober 2014

Kambira, Kuburan Bayi Tanpa Gigi

(pohon tarra')
Dibutuhkan nyali yang agak besar untuk mengunjungi Kuburan Pohon Sanggala. Kuburan itu digunakan untuk meletakan jenasah bayi-bayi yang baru lahir maupun bayi yang belum memiliki gigi. Suasana mistis terasa ketika para pengunjung menginjakan kaki menuruni anak tangga menuju Kuburan Pohon yang sudah berumur sekitar 300 tahun itu.
Pemakaman terakhir seorang bayi di tempat ini dilakukan pada tahun 1960. Sejak masyarakat Toraja banyak yang menganut agama Kristen dan Islam dan meninggalkan kepercayaan Alu' Todolo, sangat jarang warga masyarakat menyemayamkan jenasah bayinya yang meninggal di tempat ini. 
Tidak semua pohon bisa digunakan untuk menyemayamkan bayi yang meninggal. Hanya pohon Tarra atau pohon bergetah putih tertentu saja yang boleh digunakan untuk kuburan bayi. Semakin tinggi letak 'lubang kubur bayi' menunjukan semakin tinggi strata orang tua bayi tersebut di masyarakat.
(boneka bayi)
Dalam prosesi penguburan bayi yang meninggal, ayah bayi tersebut hanya diperbolehkan mengenakan sarung, dan ibunya hanya mengenakan kerudung dan tidak boleh mengenakan pakaian lain. Kedua orang tua itu juga tidak boleh menengok ke belakang setelah bayi dimasukan ke dalam lubang dan ditutup dengan kambira (ijuk). Selain itu, pohon Tarra’ yang dilubangi juga tidak boleh menghadap ke arah kediaman orang tuanya. Hal itu dilakukan agar bayi yang meninggal tidak ingin kembali ke rumah orang tuanya lagi karena sudah dibuatkan rumah yang baru.
(peneliti dari USA)
Masyarakat percaya ketika ada seorang bayi yang meninggal disemayamkan di pohon tarra, maka pohon itu akan menjadi rumah baru baginya dan getah pohon itu akan menjadi pengganti air susu ibu mereka. Menurut masyarakat setempat, kadang kala terdengar suara bayi menangis pada malam hari dari tempat ini. Selain itu, mereka juga bilang bahwa sebagian pengunjung mendapatkan keturunan setelah mengunjungi tempat eksotis ini.

Objek wisata ini berada di Kampung Kambira, Kecamatan Sangalla’. Untuk mencapai objek wisata ini para pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000,- setelah menempuh perjalanan sekitar 20 Km dari Kota Rantepao, Toraja Utara. (asw)

(nampak ops seperti yang tertangkap di lokasi makam bayi)
(ops di lokasi makam bayi tertangkap kamera)
(pemandu memberi penjelasan mengenai makam bayi)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar dengan kalimat yang sopan