|
(pohon tarra') |
Dibutuhkan nyali yang agak besar untuk mengunjungi Kuburan
Pohon Sanggala. Kuburan itu digunakan untuk meletakan jenasah bayi-bayi yang
baru lahir maupun bayi yang belum memiliki gigi. Suasana mistis terasa ketika para pengunjung menginjakan kaki menuruni
anak tangga menuju Kuburan Pohon yang sudah berumur sekitar 300 tahun itu.
Pemakaman terakhir seorang bayi di tempat ini
dilakukan pada tahun 1960. Sejak masyarakat Toraja banyak yang menganut agama
Kristen dan Islam dan meninggalkan kepercayaan Alu' Todolo, sangat jarang warga
masyarakat menyemayamkan jenasah bayinya
yang meninggal di tempat ini.
Tidak semua pohon bisa digunakan untuk
menyemayamkan bayi yang meninggal. Hanya pohon Tarra atau pohon bergetah putih
tertentu saja yang boleh digunakan untuk kuburan bayi. Semakin tinggi letak
'lubang kubur bayi' menunjukan semakin tinggi strata orang tua bayi tersebut di
masyarakat.
|
(boneka bayi) |
Dalam prosesi
penguburan bayi yang meninggal, ayah bayi tersebut hanya diperbolehkan
mengenakan sarung, dan ibunya hanya mengenakan kerudung dan tidak boleh
mengenakan pakaian lain. Kedua orang tua itu juga tidak boleh menengok ke
belakang setelah bayi dimasukan ke dalam lubang dan ditutup dengan kambira
(ijuk). Selain itu, pohon Tarra’ yang dilubangi juga tidak boleh menghadap ke
arah kediaman orang tuanya. Hal itu dilakukan agar bayi yang meninggal tidak
ingin kembali ke rumah orang tuanya lagi karena sudah dibuatkan rumah yang
baru.
|
(peneliti dari USA) |
Masyarakat percaya ketika ada seorang bayi yang
meninggal disemayamkan di pohon tarra, maka pohon itu akan menjadi rumah baru
baginya dan getah pohon itu akan menjadi pengganti air susu ibu mereka. Menurut
masyarakat setempat, kadang kala terdengar suara bayi menangis pada malam hari
dari tempat ini. Selain itu, mereka juga bilang bahwa sebagian pengunjung
mendapatkan keturunan setelah mengunjungi tempat eksotis ini.
Objek wisata ini berada
di Kampung Kambira, Kecamatan Sangalla’. Untuk mencapai objek wisata ini para
pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000,- setelah menempuh
perjalanan sekitar 20 Km dari Kota Rantepao, Toraja Utara. (asw)
|
(nampak ops seperti yang tertangkap di lokasi makam bayi) |
|
(ops di lokasi makam bayi tertangkap kamera) |
|
(pemandu memberi penjelasan mengenai makam bayi) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar dengan kalimat yang sopan